CERPEN -Mencari Simbol Hidup- Bag 2

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT82cmYpyQv7dyuCzEmcO1RRcFQkepHlIAcp5IFPeMtbyQ1nqUyTkJZav_aHvGHuAvzuAeAAgcT818SptrmbLV6CbKqvMg1zxby_UJi7g6OEJLExNLX-PkPzm8H5DFbUtem1vBcKaQllE/s72-c/khio.jpg click to zoom
Ditambahkan 10:25:00 AM
Kategori Cerpen
Harga BERAWAL DARI MIMPI Kemeja berwarna putih dengan dasi warna lorek hitam putih dan juga celana warna hitam. Foto saat yudisium ini di li...
Share
Hubungi Kami
BELI

Review CERPEN -Mencari Simbol Hidup- Bag 2

BERAWAL DARI MIMPI

Kemeja berwarna putih dengan dasi warna lorek hitam putih dan juga celana warna hitam. Foto saat yudisium ini di lihat Jen seolah-olah mencari memori yang keselip entah kemana. Entah apa yang dipikirkan setelah melihat Fotoku ini. Apa mungkin fotoku terlalu ganteng atau aku yang lebih ganteng dibanding fotonya, hehehe.

“kenapa Jen? Kok lihatnya sampek gitu?” aku penasaran dengan sikap Jen.
“gak, gak kok Cak” Jen kaget dan terbata-bata.
“udah bilang saja, kenapa to?” aku penasaran.

Lalu Jen menceritakan tentang fotoku itu. Dia merasa tidak asing dengan apa yang dilihatnya. Terasa sudah sangat familiar dengan foto itu. Saat diingat kembali ternyata dia pernah bermimpi bertemu aku. Bahkan sebelum aku kenal dengan Jen. Dimimpinya itu, aku memakai pakaian yang mirip dengan foto yudisium ku itu. Kata Jen aku yang ada diseberang jalan tiba-tiba mendekatinya. Mengajaknya berbicara tanpa berkenalan ataupun memperkenalkan diri. Sampai aku menghilang dari pandangan Jen.
Cerpen Mencari Simbol Hidup


Mungkin mimpi Jen ini aneh. Bertemu dalam mimpi terlebih dahulu lalu bertemu dan berkenalan di dunia nyata beberapa minggu setelah mimpi itu terjadi. “Tuhan mempertemukan kita dengan
cara yang unik ya Cak? Apa mungkin ini kebetulan?” kata Jen, aku hanya tersenyum.

“Dek,,, tak ada yang kebetulan di dunia ini, bahkan sehelai daun yang jatuhpun juga sudah ada sistem yang mengaturnya” aku menjelaskan.
“lalu Cak? Bagaimana dengan mimpi dan pertemuan kita ini?” Jen penasaran.
“hehehe,,,, anda penasaran?” aku menggoda.
“duhh,, Cacak ini. Jelas-jelas aku penasaran kok bisa”.

Aku lalu menjelaskan tentang fenomena pikiran bawah sadar dan alam semesta. Saat tidur otak manusia masih tetap bekerja. Respon dari pikiran bawah sadar juga dipengaruhi oleh getaran atau frekuensi. Saat tidur pikiran bawah sadar kita sedang berkomunikasi melalui getaran-getaran yang sangat halus. Berkomunikasi dengan alam semesta salah satu contohnya. Tak heran kenapa para pelaku spiritual sering dapat yang namanya intuisi atau petunjuk dari mimpinya.

Alam semesta bertebaran berbagai gelombang elektromagnetik. Orang sering menyebutnya kode alam yang dikirim lewat mimpi. Mimpi merupakan jembatan antara pikiran bawah sadar dan pikiran sadar. Bila alam semesta juga berkomunikasi pada diri kita melalui mimpi. Bisa jadi apa yang dialami Jen ada hubungannya dengan pesan yang dikirimkan oleh Alam semesta.

Mungkin saja aku saat itu sedang memposisikan untuk menemukan wanita pendamping hidup. Dan tanpa disadari Jen juga memposisikan pada frekuensi yang sama. Dan akhirnya komunikasi kami melalui mimpi terjadi. Saling bertukar informasi di gelombang frekuensi yang sama. Memang tak semua setiap mimpi kita ingat. Tapi setiap manusia pasti pernah bermimpi.

“Lalu kenapa setelah bangun tidur kecenderungan aku tak ingat dengan mimpiku Cak?” Jen serius bertanya.
“lima menit setelah bangun tidur pada umumnya kita ingat sekitar 90% mimpi kita, tapi setelah 10 menit ingatan itu hanya sekitar 50% dan 20 menit kita bangun tidur sekitar 20% bisa mengingat mimpi kita”. Jen mengangguk.
“lalu Cak, agar bisa mengingat kembali apa saja yang barusan kita mimpikan gimana caranya?”
“ada banyak cara Jen”.

Salah satu caranya yaitu dengan menuliskannya. Jadi kita perlu mempersiapkan alat tulis disamping tempat tidur kita. Setelah bangun tidur tuliskan apapun yang barusan menjadi mimpi kita. Nanti akan terlihat pola dari mimpi kita sendiri. Dan dari sini kita bisa memanfaatkan jurnal mimpi ini untuk keperluan meningkatkan potensi dalam diri. Memaknai mimpi yang pas dengan melihat pola mimpi kita ini.

“cukup ribet juga ya Cak?”
“hahaha,,, ya kalo pengen gampang, pergi saja ke penafsir mimpi, agar tau mimpi-mimpimu itu artinya apa saja. Ahahaha” aku menggodanya.
“tuhkan ngeledek” Jen cemberut.

Jarum pada Jam dinding rumah berada pada angka 11. Berarti sudah tiga jam Jen dirumah. Diluar rumah hujan deras mulai sekitar 30 menit yang lalu. Awan dilangit sangat gelap, seperti bukan pagi lagi. Hari ini tak secerah hari kemaren dengan awan putih yang menyingkir dan terlihat warna biru langit yang cerah.

Kopi hitam berlogokan kapal ini menjaga hangat badan kami dari cuaca dingin diluar sana. Suara geluduk diikuti halilintar terhitung sudah 5 kali. Terpaan angin mengayunkan tirai jendela dan pintu kamar. Sengaja tidak saya tutup tirai jendala agar rumah dapat angin segar dari luar. Kicauan burung Kenari yang sejak pagi bernyanyi kini diam.

Terdengar suara wanita yang lirih di balik pintu rumah mengucapkan salam. Mengetuk-ngetuk pintu yang berwarna hitam dengan ukiran naga. Suara remang-remang wanita ini tidak terlalu jelas, “mungkin saja tak ada wanita yang mengetuk pintu, mungkin itu suara angin” batinku. Tak lama kemudian suara wanita itu muncul lagi memanggil namaku.

“Jen, kamu dengar ada wanita yang memanggil namaku barusan?”
“suara wanita? Siapa Cak? Perasaan tidak ada suara wanita lain selain suaraku deh” Jen mulai takut.
“coba diam sebentar, dengerin suara itu” aku mengajak Jen diam dan ikut mendengarkan suara yang kadang ada dan kadang hilang diikuti ketukan pintu depan.

Benar, suara itu muncul dibalik pintu rumah. Aku bergegas menuju pintu, Jen mengikuti dibelakangku. Ternyata benar, seorang wanita berkulit putih berbadan singset tinggi sekitar 158cm kemeja warna cream berselimut jas warna biru muda dan rok setinggi 10cm dibawah lutut tampak basah kuyup. Rambutnya yang basah dan sebagian besar bajunya juga basah menampakkan lekukan tubuh wanita ini.


Iya, dia adalah Ani, wanita berparas cantik ini pernah jadi peserta dalam workshopku tiga minggu yang lalu. Tapi kok dia bisa nyampek sini? Apa yang membawanya kemari?

Lanjut Cerpen ke Bag 3



Komentar